Rabu, 29 Mei 2013

Mengamati Sifat Garam Sukar Larut


I.   KOMPETENSI DATAR :     
Memprediksi terbentuknya endapan dari suatu reaksi berdasarkan prinsip kelarutan dan hasil kali kelarutan

II.   TUJUAN :
Membuat garam yang sukar larut dalam air

III.   ALAT DAN BAHAN : 
- Rak tabung reaksi 
- Tabung Reaksi 
- Pipet Tetes 
- Larutan AgNO3 0,1 M
Larutan BaCl2 0,1 M
Larutan Na2SO4 0,1 M 
- Larutan NaCl 0,1 M- Larutan K2CrO4 0,1 M

IV.   CARA KERJA
>Percobaan A :
1.   Masukkan  larutan  NaCl 0,1 M ke dalam tabung reaksi sampai setinggi ± 2 cm dengan menggunakan pipet tetes
2.   Tambahkan 5 tetes larutan AgNO3 0,1 M ke dalam tabung reaksi yang berisi larutan NaCl. Amati dan catat perubahan yang terjadi
>Percobaan B :
1.   Masukkan larutan Na2SO4 0,1 M ke dalam tabung reaksi sampai setinggi ± 2 cm dengan menggunakan pipet tetes
2.   Tambahkan 5 tetes larutan K2CrO4 0,1 M ke dalam tabung reaksi yang berisi larutan Na2SO4. Amati dan catat perubahan yang terjadi
>Percobaan C :
1.   Masukkan larutan AgNO3 0,1 M ke dalam tabung reaksi sampai setinggi ± 2 cm dengan menggunakan pipet tetes
2.   Tambahkan 5 tetes larutan K2CrO4 0,1 M ke dalam tabung reaksi yang berisi larutan AgNO3. Amati dan catat perubahan yang terjadi
>Percobaan D :
1.   Masukkan larutan BaCl2 0,1 M ke dalam tabung reaksi setinggi ± 2 cm  dengan menggunakan pipet tetes 
2.   Tambahkan 5 tetes larutan K2CrO4 0,1 M ke dalam tabung reaksi yang berisi BaCl2. Amati dan catat perubahan yang terjadi

V.   HASIL PENGAMATAN
PERCOBAAN
PENCAMPURAN
HASIL PENGAMATAN
SEBELUM
SETELAH
A
AgNO + NaCl
Putih Keruh
Mengendap
B
NaSO + KCrO
Kuning
Terlarut
C
AgNO + KCrO
Merah Hati
Mengendap
D
BaCl + KCrO
Kuning Keruh
Mengendap

VI.    PERTANYAAN :
1.    Tuliskan persamaan reaksi ion yang terjadi pada percobaan A, B, C dan D!
Jawab :
Percobaan A
AgNo         +   NaCl    —>   AgCl     +  NaNO
(Ag NO₃⁻)    (Na Cl)      (Ag Cl)  (Na NOᵌ)
Percobaan B
NaSO       +   KCrO   —>   NaCrO      +   KSO
(2Na SO₄⁻)  (2KCrO₄⁻)     (2NaCrO²)  (2KSO²)
Percobaan C
AgNO      +   KCrO  —>  AgCrO    +   KNO
(AgNO₃⁻)  (2KCrO₄⁻)    (2AgCrO²)  (KNO₃⁻)
Percobaan D
BaCl       +     KCrO —>  BaCrO     +   KCl
(Ba²2Cl)  (2KCrO²)  (Ba²CrO²)  (KCl)

2.    Tuliskan nama dan rumus kimia keempat elektrolit sukar larut yang terbentuk pada percobaan ini!
Jawab :
AgCl        : Perak Klorida
NaCrO  : Natrium Kromat
AgCrO  : Perak Kromat
BaCrO    : Barium Kromat

3.    Bagaimana rumus Ksp keempat elektrolit pada pertanyaan no.1 terhadap : Konsentrasi dan Kelarutan?
Jawab :
A.    Ksp AgCl          = [Ag][Cl] = S²
B.     Ksp  NaCrO   = [2Na][CrO²] =4Sᵌ
C.     Ksp  AgCrO   = [2Ag][CrO²] = 4Sᵌ
D.    Ksp BaCrO      = [Ba²][ CrO²] = S²

4.    Diketahui data Ksp sebagai berikut:
SENYAWA
KSP
AgCl
1,7 x 10¹°
AgCrO
1,9 x 10¹²

a.    Hitunglah kelarutan AgCl dan Ag2CrO4 dalam 1 liter air murni (dalam g/L air)!
Jawab:
->AgCl dalam air:
Ksp                  = S²
1,7 x 10¹°       =S²
S                      = √1,7 X 10¹° = √1,7 X 10⁻⁵
->AgCrO dalam air:
Ksp                  = 4Sᵌ
1,9 X 10¹²      = 4Sᵌ
S                      =ᵌ√1,9 X 10¹² ̸ 4 = 7,8 X 10⁻⁵

b.   Hitunglah kelarutan AgCl dalam 1 liter NaCl 0,1 M (dalam mol/L)!
Jawab:
NaCl    = Na + Cl
=Cl = 0,1 . 1 = 0,1
Ksp AgCl —> [Ag][Cl]
1,7 x 10¹°       =   S   .   [0,1]
S                      = 1,7 x 10¹°̸ 1 x 10¹ = 1,7 x 10⁻⁹

c.    Hitunglah kelarutan Ag2CrO4 dalam 1 liter AgNO3 0,1 M (dalam mol/L)
Jawab:
AgNO           = Ag + NO₃⁻
= Ag = 0,1 . 1 = 0,1
Ksp AgCrO—>[2Ag]² [CrO²]
1,9 X 10¹²      = [0,1]² . S
S                      = 1,9 X 10¹²  ̸ 1 x 10² = 1,9 x 10¹°

VII.    KESIMPULAN
Jadi kesimpulannya adalah untuk membuat kelarutannya, dihitung dari nilai X + Y nya. 
QSP > KSP maka mengendap, 
QSP < KSP maka terlarut 
QSP = KSP maka tepat jenuh.

Pembuatan Larutan


I.   Standar Kompetensi :
Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia dan faktor – faktor yang  memengaruhinya serta   penerapannya dalam kehidupan

II.   Kompetensi Dasar :
Mendeskripsikan pengertian laju reaksi dengan melakukan percobaan tentang faktor – faktor yang memengaruhi laju reaksi

III.   Tujuan Pembelajaran :
Menjelaskan pengertian kemolaran, serta cara menyediakan larutan dengan kemolaran tertentu

IV.   Teori :
Zat kimia umumnya diperdagangkan dalam bentuk padatan  (Kristal) atau larutan pekat, jarang sekali dalam bentuk pakai. Sementara itu, di percobaan – percobaan laboratorium seringkali menggunakan larutan encer. Oleh karena itu, larutan yang diperlukan harus dibuat dari larutan pekat atau melarutkan zat padat.  Membuat larutan dari padatan murni dilakukan dengan mencampurkan zat terlarut dan pelarut dalam jumlah tertentu. Larutan dibuat dengan konsentrasi tertentu, dan dinyatakan dalam konsentrasi Molaritas (M).
M = n/V      
M = Molaritas
n = jumlah zat terlarut (mol)
V = Volume Larutan (Liter)
 Salah satu keuntungan jika konsentrasi larutan dinyatakan dengan kemolaran, maka menentukan jumlah mol zat terlarut dapat diperoleh dengan mengukur volume larutan.
Ketika bekerja di laboratorium juga diperlukan untuk mengencerkan larutan,yaitu memperkecil konsentrasi larutan dengan jalan menambahkan sejumlah tertentu pelarut. Pengenceran menyebabkan volume dan kemolaran larutan berubah, tetapi jumlah zat terlarut tidaklah berubah. Maka n1 = n2 atau
V1. M1 = V2 M2

V.   Alat dan Bahan :
  1. Neraca
  2. Kaca Arloji
  3. LAbu Ukur 100 ml dan 50 ml
  4. Pipet Volumetrik 25 ml
  5. Pengaduk
  6.  Corong
  7.  Bulp
  8. Asam Oksalat C2H2O4
  9. Aquadest
VI.   Cara Kerja :
  1. Timbang ± 0.5 gram asam oksalat ke dalam kaca arloji
  2. Masukkan asam oksalat ke dalam labu ukur 100 ml
  3. Larutkan dengan aquadest, dan tambahkan hingga tanda batas
  4. Kocok larutan sampai homogen
  5. Pipet 25 ml larutan tersebut ke dalam labu ukur 50 ml, tambahkan aquadest hingga tanda batas.
 VII.   Pertanyaan dan Jawaban :
1. Hitung Molaritas larutan asam oksalat! 
M = gr/Mr . 1000/V = 0,5/90 . 1000/100 = 0,056
2. Hitunglah konsentrasi asam oksalat setelah diencerkan!
V1.M1 = V2.M2
25.0,056 = 50.M2
1,4 = 50.M2
1,4/50 = M2
0,028 = M2 

VIII.   Kesimpulan : 
Jadi molaritas sebelum dilarutkan C2H2O4 : 0,056 . Tetapi setelah dilarutkan menjadi 0,028.

Sistem Koloid


I.   STANDAR KOMPETENSI :
Menjelaskan sistem dan sifat koloid serta penerapannya dalam kehidupan sehari – hari

II.   KOMPETENSI DASAR :
Membuat berbagai sistem koloid dengan bahan – bahan yang ada  di sekitar

III.   TUJUAN :
Membedakan serta memahami pembuatan koloid secara dispersi dan    kondensasi

IV.   TEORI :
Ukuran Partikel koloid terletak antara partikel larutan sejati dan partikel suspensi. Oleh karena itu, sistem koloid dapat dibuat dengan pengelompokkan (agregasi) partikel sejati atau menghaluskan bahan dalam bentuk kasar kemudian didispersikan ke dalam medium pendispersi. Cara pembuatan koloid antara lain :
1. Cara Kondensasi, yaitu partikel larutan sejati (molekul atau ion) bergabung menjadi partikel koloid.Cara ini dapat dilakukan melalui reaksi – reaksi kimia, seperti reaksi redoks, hidrolisis, dan dekomposisi rangkap, atau dengan pergantian pelarut
2. Cara Dispersi, yaitu partikel kasar dipecah menjadi partikel koloid. Cara dispersi dapat dilakukan secara mekanik, peptisasi atau dengan loncatan  bunga listrik (cara busur Bredig)

V.   ALAT DAN BAHAN :
A.   Alat :
1.       Lumpang                                           7. Gelas Ukur
2.       Gelas Kimia                                       8. Labu erlenmayer
3.       Tabung Reaksi dan rak                       9. Pipet Tetes
4.       Pembakar spirtus                               10. Neraca
5.       Pengaduk kaca
6.       Kaki tiga dan kasa kawat
B.   Bahan         :
1.       Gula pasir                                          5. Larutan FeCl3 jenuh
2.       Serbuk belerang                                6. Larutan sabun
3.       Agar – agar                                       7. Aquadest
4.       Minyak tanah                                    8. Susu

VI.   CARA KERJA :
Percobaan A : Pembuatan Sol dengan Cara Dispersi
a.    Sol belerang dalam air
1.    Campurkan  1 bagian gula dengan 1 bagian belerang, dan gerus dengan alu dan  lumpang sampai halus
2.    Ambil 1 bagian campuran dan campurkan dengan 1 bagian gula, lalu gerus sampai halus
3.    Ulangi langkah nomor 2 sampai empat kali. Ambil  1 bagian campuran keempat dan tuangkan campuran itu ke dalam gelas kimia yang berisi 50 ml air. Kemudian aduk campuran ini. Amati hasilnya.
b.     Sol agar – agar dalam air
1.    Ambil agar – agar sebanyak 2 spatula kaca dan larutkan ke dalam gelas kimia yang berisi 25 ml air mendidih
2.    Dinginkan campuran itu dan perhatikan apa yang terjadi. Cara ini disebut peptisasi

VII.   HASIL PENGAMATAN 
Percobaan
   Kegiatan Pembuatan
Hasil
A
   a.   Sol Belerang (dispersi)
Warna keruh dan terdapat endapan

   b.   Sol agar – agar (dispersi)
Warna keruh, terdapat endapan dan sedikit kental
B
   Sol Fe(OH)3 (kondensasi)
Sedikit keruh dan tidak ada endapan
C
   a.   Campuran air dan minyak tanah
Tidak menyatu

   b.   Campuran minyak tanah, air dan  sabun
Putih keruh dan tidak ada endapan
D
   Susu + Asam Cuka
Tidak terjadi perubahan warna dan tidak ada endapan

VIII.   PERTANYAAN DAN JAWABAN
1.        Jelaskan perbedaan pembuatan koloid secara dispersi dan kondensasi!
Pembuatan koloid secara dispersi selalu terdapat endapan, sedangkan secara kondensasi selalu menyatu sempurna sehingga tidak ada endapan
2.        Apa fungsi gula dalam pembuatan belerang?
Gula sebagai zat pembantu belerang dalam menjadi koloid didalam air, karena gula akan membentuk larutan dalam air.
3.        Apa yang terjadi pada saat larutan FeCl3 jenuh diteteskan ke dalam air mendidih? Tuliskan reaksi kimianya!
Jika FeCljenuh diteteskan kedalam air mendidih, tidak ada endapan dan menyatu sempurna. Warna FeClakan berubah menjadi merah kecoklatan
FeCl+ H2à Fe(OH)+ HCL

IX.   KESIMPULAN
Dari praktek yang telah kami lakukan kami menyimpulkan bahwa. Pembuatan koloid bisa dilakukan dengan cara kondensasi dan dispersi. Sol Fe(OH)3 dibuat dengan Hidrolisis. Sol belerang dibuat dengan penghalusan dan gula sebagai zat pembantu. Emulsi minyak dibuat menggunakan emulator (larutan sabun)